Mobilitas barang hasil
bumi dan hasil industri dari setiap daerah yang berada di kawasan Ajatappareng
(Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Pinrang) saat ini didistribusikan ke daerah-daerah konsumen melalui jalur darat dan
jalur laut. Sebagian besar hasil perkebunan dari Kabupaten Enrekang sampai saat
ini masih didistribusikan melalui jalur darat menuju pelabuhan Parepare, baru
setelah itu diangkut ke Makassar dan Kalimantan melalui jalur laut. Oleh karena
lamanya proses distribusi, sekitar tiga puluh sampai lima puluh persen sayuran
yang diangkut rusak dan membusuk. Angka kerusakan akan meningkat jika terjadi
cuaca buruk yang mengganggu lalu lintas laut.
pelabuhan parepare
Untuk itu diperlukan
suatu moda transportasi yang lebih efisien dalam mengangkut muatan dalam jumlah
besar dan waktu tempuh yang singkat. Kereta adalah salah satu jenis sarana
transportasi yang memenuhi dua persyaratan tersebut. Dampak langsung dari
realisasi jalur kereta yang menghubungkan Kota Parepare selaku pusat dari
kawasan Ajatappareng (KAPET Parepare) dengan Kota Makassar adalah berkurangnya
waktu tempuh. Dengan jarak antara Kota Parepare dan Kota Makassar, 153
kilometer, perjalanan darat menggunakan mobil memakan waktu sekitar tiga jam,
dengan asumsi kecepatan rata-rata 50 km/jam. Jika menggunakan kereta dengan
asumsi kecepatan 90 km/jam, maka waktu yang ditempuh adalah 100 menit. Dengan
waktu yang singkat seperti itu, maka mobilitas barang dari Kota Parepare menuju
Kota Makassar dan sebaliknya akan meningkat. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi di
kedua Kota tersebut akan meningkat, diiringi dengan peningkatan produktivitas
manusianya. Bukan hanya kedua kota tersebut yang meningkat perekonomiannya,
namun kabupaten-kabupaten sekitarnya juga akan terkena getah dari adanya jalur
kereta tersebut.
ilustrasi kereta api
Efek terbesarnya adalah
peningkatan perekonomian Kawasan Ajatappareng sebagai produsen hasil bumi dan
hasil industri, dan peningkatan perekonomian Kawasan Mamminasata (Makassar,
Maros, Sungguminasa, Takalar) sebagai konsumen hasil bumi dan industri, yang masih
dapat diolah lagi di pabrik-pabrik besar yang ada di Kawasan Industri Makassar.
Disini ada hubungan
perdagangan yang saling menguntungkan, terutama bagi kawasan Ajatappareng yang
berfokus sebagai kawasan agropolitan dengan kualitas hasil bumi yang tergolong
tinggi. Sayuran yang diproduksi di enrekang akan selamat sampai di tujuan
dengan tingkat kerusakan minimum, pemasaran hasil industri gula merah dan mebel
semakin mudah, hingga distribusi beras ke pelabuhan Makassar akan jauh lebih
cepat sehingga dapat langsung di ekspor ke pulau-pulau lain yang menjadikan
pelabuhan Makassar sebagai tempat transit (khususnya di wilayah Indonesia
Timur). Dibandingkan dengan perjalanan laut dari pelabuhan Parepare ke
pelabuhan Makassar yang memakan waktu 6-8 jam, jauh lebih cepat jika
menggunakan jalur kereta yang hanya memakan waktu 100 menit.
Dampak kedua adalah
muatan kereta yang jauh lebih besar jika hanya menggunakan truk dalam
pendistribusian barang. Dengan kapasitas angkut tiap rangkaian kereta barang
yang mencapai 800 ton, banyak sedikitnya muatan yang ingin didistribusikan
tidak lagi menjadi hambatan. Lalu lintas pendistribusian barang menjadi lebih
ramai, yang ujung-ujungnya adalah meningkatnya aktivitas perekonomian.
0 komentar:
Posting Komentar